haruskah tetap diam tergugu
dalam rindu
yang mulai di dera asa menumpuk
yang ditabur dalam setiap nyeri
serta keping darah
bila ternyata itu hanya untuknya
saat kau sadari arti ketiadaanku
maka dengan susah payah
kau cabuti duri kelopak itu
dari dalam daging
lalu pada saat itu pula
beku airmata kita
menjadi satu