Wednesday, June 13, 2012

207


angin bertiup semilir 
menerbangkan debu 
yang perlahan menyusup ke sela mata 
hingga kurasakan pedih 
dan perlahan menggenang di pelupuk 
lalu mengalir melewati pipi 
meninggalkan jejak basah 
sebab rindu 
yang sudah tidak terkatakan lagi perihnya