Monday, January 9, 2012

fifty

Haripun beronak
saat
sebilah bambu retak
lalu
hancur
seluruh buku-bukunya
hingga
tak mampu lagi
tegak
menjadi penopang
ataupun
sandaran

fourty nine

selalu saja
tiba-tiba
muncul pertanyaan
dalam diri sendiri
saat dinginnya sepi
dan
heningnya kegelapan
tidak juga beranjak

fourty eight

helaian
putri malupun
mengatup cepat
seakan cemas
setiap kali
semesta
menebarkan
aroma cinta
hingga
punai-punai memerah
seolah
ingin bersarang
disana

fourty seven

ada apa dengan
senja
hingga hati
berderai rasa
sedangkan sepi
seakan
menjebak
dalam
nyalang malam

fourty six

Hujan turun
sepanjang hari
mengiringi telapak kaki
menyusuri pantai
yang sepi
seraya
bertanya-tanya
kapan kemarau
yang terus melanda hati
kan berlalu

fourty five

di langit biru
nan luas
tampak cahaya
mulai sekarat
kala
jalan yang kita lalui ujungnya
tak jua ditemu

fourty three

awan bergulung
dalam diam
saat melewati
malam beku
yang berhimpit rasa
seperti menyimpan
seluruh lelah jiwa raga
usai terguncang
di pelana

fourty two

inginku
menjadi tanah
tempatmu berpijak
saat
lelah resah

fourty one

berikan dia
satu hati
seperti
Kau
yang hanya
memberiku
satu hati

fourty

kelak
kuingin tempat tinggalku
adalah
sebuah rumah
yang berdiri kokoh
yang kan selalu terisi
dengan cinta dan kasih sayang
bukan hanya sekedar
sebuah bangunan

thirty nine

oh Tuhan
hapuskan semua kenangan itu
seperti ombak
yang Kau hempaskan
di pesisir pantai

thirty eight

kini
kubuka untukmu
tapi
sungguh aku tak tahu
rasa dan waktu
Tuhan Maha Penentu
matamu mataku bertemu
atau
...

thirty seven

mendung
tak berarti hujan
membeku
tak berarti membatu
meski basah
ditetesi air
tak berarti kedinginan

thirty six

Tuhan Maha Melihat
terimakasih
atas penglihatan
yang transparan
hingga tahu
sisi orang-orang
yang penuh kepura-puraan
atau
justru ada yang sangat menawan

thirty five

hujan turun menderas
petir menyambar
guruh menggelegar
butirannya menerpa kaca jendela

thirty four

hujamkan
pada sebuah nilai kerinduan
rindu yang menikam-nikam
dan
meninggalkan saputan awan mendung
di raut wajah

thirty three

mudahkanlah Tuhan
aku mohon pertolongan
sungguh aku tak tahu
tapi yang aku tahu
Tuhan adalah pelindungku

thirty two

melihat pagi
membayang di dini
sungguh nikmat Tuhan
tiada henti
jiwa
kembali pada raga
tuk menjalani hari